Minggu, 29 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat (Pendapat maslow)

Pertemuan minggu kelima

Pendapat Maslow



1.     Hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow :

o   Kebutuhan Fisiologis: Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
o
    Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan: Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
o
    Kebutuhan Sosial: Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
o
    Kebutuhan Penghargaan: Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
o
    Kebutuhan Aktualisasi Diri: Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

2.     Kepribadian  yang  sehat  menurut  maslow : 

o   Menerima realitas secara tepat: Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
o   Menerima diri dan orang lain apa adanya: Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya,mereka tidak terlampau banyak memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.
o   Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat: Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka. Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.
o   Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan: Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
o   Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain: Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
o   Memiliki ruang untuk diri pribadi: Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian.
o   Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru: Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
o        Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak: Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam. Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan
oMemiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat: Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
o Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman: Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
o   Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
o   Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
o   Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
o   Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
o   Memiliki integritas diri yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.

3.     Perbedaan Meta needs dengan Deficiency needs 

o   Kebutuhan meta disebut being need karena kebutuhan memberikan sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis.
o   Kebutuhan dasar disebut deficiency need karena kegagalan untuk memuaskan kebutuhan dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu.

4.     Ciri aktualisasi diri

o   Mereka mampu melihat realitas secara lebih baik dan efisien.
o
   Mampu menerima diri sendiri dan orang lain.
o
   Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran.
o
   Berfokus pada masalah.
o
   Kebutuhan akan privasi dan independensi.
o
   Berfungsi secara otonom.
o
   Apresiasi yang senantiasa segar.
o
   Memiliki pengalaman mistik/ spiritual yang mendalam
o
   Perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadapsesama manusia.
o
   Perasaan empati dan afeksi yangkuat terhadap sesama manusia.
o
   Hubungan antar pribadi.
o
   Struktur watak demokratis.
o
   Membedakan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk.
o
   Kreativitas.
o
   Resistensi terhadap inkulturasi.

DAFTAR PUSTAKA            :
1. Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : KanisiusSemiun,
2. Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental, Konsep, Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sabtu, 21 Maret 2015

Teori kepribadian sehat (pendapat rogers)

Pertemuan minggu ke 4

Pendapat rogers


Carl Rogers, seorang psikolog humanistik lainnya, mengutarakan sebuah teori yang disebut dengan teori pribadi terpusat. Seperti halnya Freud, Rogers menjelaskan berdasarkan studi kasus klinis untuk mengutarakan teorinya. Dia juga mengembangkan gagasan dari Maslow serta ahli teori lainnya. Dalam pandangan Rogers, konsep diri merupakan hal terpenting dalam kepribadian, dan konsep diri ini juga mencakup kesemua aspek pemikiran, perasaan, serta keyakinan yang disadari oleh manusia dalam konsep dirinya.

Kongruensi dan Inkongruensi

Rogers mengatakan bahwa konsep diri manusia seringkali tidak tepat secara sempurna dengan realitas yang ada. Misalnya, seseorang mungkin memandang dirinya sebagai orang yang sangat jujur namun kenyataannya seringkali berbohong kepada atasannya tentang alasan mengapa dia datang terlambat. Rogers menggunakan istilah inkongruensi (ketidaksejajaran) untuk mengacu pada kesenjangan antara konsep diri dengan realitas. Di sisi lain, kongruensi, merupakan kesesuaian yang sangat akurat antara konsep diri dengan realitas.

Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya inkongruensi ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan kongruensinya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.

Dampak dari Inkongruensi

Rogers brefikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatanny sehingga mereka masih akan tetap mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat inkongruensi yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.

Contoh:

shishi yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restauran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, aka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.

Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers.

Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian rogers, yang dewasa ini dikenal dengan ” Self concept “. Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “ I ” atau “ Me” dan persepsi tentang hubungan “ I ” atau “ Me ” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut.

Diartikan juga sebagai keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.

Hubungan antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi dalam 2 kemungkinan, yaitu “ congruence ” atau “ Incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang. Apabila antara “ Self concept ” dengan organisme terjadi kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidakcocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen : Anda mungkin meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas , namun ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata).

Peranan positif Regard dalam  kepribadian individu


Positive regards sangat dibutuhkan agar individu mempunyai kepribadian yang sehat. Ketika anak sedang berkembang maka anak juga belajar membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang terdekatnya maka hal tersebut disebut sebagai positive regards. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regardstetapi, tidak setiap anak mendapatkan hal itu .

Anak akan merasa senang dan nyaman jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang lain, apalagi jika hal tersebut dia dapatkan dari orang-orang terdekatnya namun, jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan ejekan, maka dia akan merasa sangat kecewa dan sedih.


Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers


1.Keterbukaan pada Pengalaman

Seseorang yang berfungsi sepenuhnya seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki kepribadian yang fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi atau ungkapan baru.


2.Kehidupan Eksistensial

Seseorang yang berfungsi sepenuhnya setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum pernah ada. Adanya kegembiraan karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman. Kepribadian ini tidak kaku dan tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman merupakan suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon pengalaman yang berikutnya.


3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri

Seseorang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul seketika dan intuitif. Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki jalan masuk untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan yang memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.


4. Perasaan Bebas

Seseorang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan bertindak, tanpa adanya paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Serta memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya.


5. Kreativitas

Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menaggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.sehingga ketika mereka mengalami bencana mereka dapat segera mengatasinya dengan baik.

Daftar pustaka   :
1. Suryabarta, Sumadi. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta :
Fajar Interpratama Offset

Jumat, 13 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat

Pertemuan Minggu ke 3

A. Aliran Humanistik

Tokohnya Carl Roger dan Abraham Maslow. Mengukur Keunikan pengalaman manusia. Dasar pemikiran, manusia itu bebas, rasional dengan perkembangan pribadi, dan sangat berbeda dengan binatang.
Berikut penjabaran mengenai Aliran humanisme/humanistic.
Aliran ini muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Aliran humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Aliran humanistic berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik, minimal lebih banyak dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan telaah kualitas-kualitas insani. Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang otoritas atas kehidupannya sendiri. Asumsi ini menunjukan bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya.
Hasil pemikiran dari aliran  humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien.
Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini.
Adapun prinsip utama dalam aliran ini adalah:

-  Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
-  Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
-   Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia
  Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan konseling. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.
Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.




B. Pendapat Allport
Memahami dan menjelaskan perkembangan proplum sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat
Allport lebih optimistis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusi, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Seperti di kemukakan, pandangan-pandangan pribadi dan profesional dari Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah lakumereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat ini, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang.

Daftar pustaka :
Schultz,Duane.1991.Psikologi pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius

Senin, 09 Maret 2015

Teori Kepribadian sehat

Pertemuan Minggu 2


Orientasi Kepribadian Sehat
A.      Aliran Psikoanalisa

Top of Form
Bottom of Form
Teori-teori Kepribadian Sehat     : a) Aliran Psikoanalisa – Model Allport
Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu (dengan tujuan-tujuannya yang khusus) mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah. Tujuan-tujuan yang dicita-citakan orang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Oleh karena itu ada dorongan bersifat konstruktif yang sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang demikian akan dengan aktif mengejar tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian di kehidupan mereka. Pengejaran terhadap suatu tujuan yang tidak pernah berakhir ini membuat apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif baru akan cepat terbentuk. Orang-orang sehat melihat kemasa depan dan hidup dalam masa depan.

Top of Form
Bottom of Form
bbb
B.     Aliran Behavioristik
 Pengertian aliran Behavioristik
Terapi perilaku [behavior therapy] dan pengubahan perilaku [behavior modification] atau pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah satu dari beberapa “revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya psikoterapi. Pendekatan behavioristik yang dewasa ini banyak depergunakan dalam rangka melakukan kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti sempitnya, bersumber pada aliran behaviorisme. Aliran ini pada mulanya tumbuh subur di Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yakni John Broadus Watson, suatu aliran yang menitik beratkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai factor penting di mana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Pada abad ke-17, dunia pengetahuan Filsafat ditandai oleh dua kubu besar yakni kubu “empiricism” [physical science] dan kubu “naturalism” [biological science]. Pada akhir abad yang lalu, mempengaruhi lahirnya aliran behaviorisme dengan pendekatan-pendekatannya yang kemudian menjadi terkenal dengan terapi perilaku [behavior therapy] dan perubahan perilaku.

c. Konsep Manusia Dalam Behavioristik

Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya baik atau jahat.Para ahli yang melakukan pendekatan behavioristik,memandang manusia sebagai pemberi respons(responder),sebagai hasil dari proses kondisioning yang telah terjadi.
·                                                                 Dustin & George(1977),yang dikutip oleh George & Cristiani(1981),mengemikakan pandangan behavioristik terhadap konsep manusia,yakni:

1.    Manusia di pandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan individu yang baik atau yang jahat,tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam keadaan sedang mengalami,yang memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua jenis perilaku.
2.   Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri.
3.   Manusia mampu memperoleh perilaku yang baru.
4.   Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan perilakunya yang bisa dipengaruhi orang lain.
·         
Albert Bandura(1974,1977,1986) yang terkenal sebagai tokoh teori sosial-belajar,menolak suatu konsep bahwa manusia adalah pribadi yang mekanistik dengan model perilakunya yang deterministik.Pengubahan(modifikasi)perilaku bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar jumlah respon akan lebih banyak.


Daftar Pustaka :
1.       Atkinson, R.L., R.C. Atkinson & E.R Hilgard. (1993). Pengantar psikologi. Nurjanah Taufig. Jakarta: Erlangga

Minggu, 08 Maret 2015

pengantar


A.      Orientasi kesehatan mental

Menurut WHO kesehatan mental adalah suatu kondisi sejahtera dimana individu dapat merealisasikan kecakapannya, dapat melakukan coping terhadap tekanan hidup yang normal, bekerja dengan produktif dan memiliki kontribusi dalam kehidupan dikomunitasnya.
Assagioli, (ihrom,2008) mendefinisikan, kesehatan mental adalah terwujudnya integritas kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan kearah realisasi diri, dan kearah hubungan yang sehat dengan orang lain.
(zakiyah darojah,1975) kesehatan mental adalah terwujudnya harmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta kesanggupan untuk menghadapi problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.

B.      Konsep sehat

Konsep sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Konsep sehat dan kesehatan merupakan 2 hal yang hampir sama tapi berbeda. Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan faktor yang berusaha mempengaruhinya.
Menurut white (1977), sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak bebas dari penyakit ataupun kelemahan.
Sehat dapat dikatakan, suatu kondisi normal (baik) secara fisik, emosi (EQ), intelektual (IQ), spiritual (SQ), dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamanya :
·         Fisik
Dikatakan sehat apabila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun.
·         Emosi
Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih, atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mendisiplinkan diri.
·         Intelektual
Dikatakan intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan,
·         Spiritual
Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang meiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar natas kewajaran sehingga bisa berfikir rasional.
·         Sosial
Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya, serta mampu untuk bekerja sama.

C.      Sejarah perkembangan kesehatan mental
                                 
                           Perkembangan kesehatan mental pra ilmiah

1.       Masa animisme
Orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi  jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta dengan mantra dan korban yang mereka persembahkan. Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari abad 7-5 SM. Setelah kemunculan naturalisme , maka praktik semacam itupun kian berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.
2.       Kemunculan naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman hipocrates (460-467). Aliran ini berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan, atau hantu sebagai penyebab sakit. Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh galen, seseorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunkan lagi dikalangan orang-orang kristen. Seorang dokter perancis, philipe pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala rumah sakit bicetre diparis. Dirumah sakit ini, para pasiennya (yang maniak) dirantai, diikat di tembok dan di tempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih karena  dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan disekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yaang berhasil.
3.       Abad pertengahan
Dengan hancurnya peradapan Yunani-Romawi,kemajuan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran.Banyak hal dalam ilmu kedokteran yang tidak diteruskan dan hal yang lebih buruk seperti takhayul dan ilmu tentang setan dihidupkan kembali.Dalam periode abad 10-15,berkembang dancing mania dimana sejumlah orang menari secara liar.Masa abad ke-15 sampai 18 para pasien penyakit mental dianggap sebagai kerasukan setan dan perawatannya dengan cara mengusir keluar setan dengan cara menghukum atau menyiksanya.
4.       Zaman Renaisans
Meskipun para pasien penyakit mental tenggelam dalam dunia takhayul dan lingkungan yang tidak berperikemanusiaan,namun di negara-negara tertentu di Eropa suara-suara diteriakan oleh tokoh agama,ilmu kedokteran dan filsafat.Usaha-usaha mereka selama masa tersebut mungkin digambarkan sebagai "terang dalam kehidupan".Di Switzerland mengakui penyebab penyakit mental dan menolak kaitan demonology.Sedangkan di Perancis menganggap bahwa penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit fisik dan pasien harus diperlakukan secara manusiawi.

5.       Abad XXVI-XX
Pada awal abad ke-18 dilihat sebagai "Zaman Rasio",perhatian dipusatkan pada klasifikasi dan sistem,suatu hal yang mungkin sama dengan klasifikasi sistem.Pada zaman ini,baik di Perancis,Inggris,Jerman,Italia,Amerika Latin,Amerika Serikat, lebih mengedepankan pada perilaku yang berperikemanusiaan untuk menghadapi serta menangani orang-orang yang memiliki penyakit mental.Di Perancis,Pinel mempelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang mengalami kekalutan mental.Pinel ditetapkan sebagai Bapak Psikiatri yang telah meletakan dasar psikiatri bagi masa yang akan datang.Ia kemudian diserahkan tugas dan tanggung jawab atas rumah sakit Salpetriere.Rumah sakit Salpetriere dan Bicetere sebagai rumah sakit modern pertama untuk para pasien sakit mental.Pada tahun 1908,Clifford Beers yang pernah menjadi pasien Rumah Sakit jiwa menulis buku "A Mind That Found It Self" yang memberikan efek menyebarkan visi mengenai gerakan kesehatan mental.

D.      Pendekatan kesehatan mental

1.       Orientasi klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan,rasa lelah,cemas,rendah diri atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau rasa “tak sehat” serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.  Pengertian sehat mental dari orientasi klasik kurang memadai untuk digunakan dalam konteks psikologi. Dalam ranah psikologi,pengertian sehat seperti ini banyak menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa yang gejalanya adalah kehilangan kontak dengan realistas.
2.       Orientasi penyesuaian diri
Orang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya , kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Seseoarang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit mental. Bisa jadi dianggap sangat sakit mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang absolut.
3.       Orientasi pengembangan potensi
Seseoarang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.

Daftar Pustaka :
1. Basuki,Heru. 2008. Psikologi umum. jakarta  : universitas gunadarma.
2. schultz. psikologi pertumbuhan. yogyakarta : kanisius
3. puspitawati,l.dwi riyanti,hendro prabowo.(1996). seri diktat kuliah psikologi umum 1. jakarta. gunadarma