Kamis, 05 November 2015

TEORI-TEORI LEADERSHIP

Pertemuan minggu ke-6

A. Pengertian Leadership
Dalam suatu organisasi leadership merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Leadership/ kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Leadership adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).

Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.


B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
 1.  Mc Douglas ( Teori x dan Y )
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakanpemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan olehDouglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpinorganisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teorix atau teori y. Teori XY dari Douglas McGregor menyatakan di organisasi ada dua golonganindividu: individu yang berperilaku TEORI X dan yang berperilaku Y.
- Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak sukabekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancamserta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.Individu yang berperilaku teori X punya sifat :tak suka dan berusaha menghindari kerja, tak punya ambisi, tak suka tanggung jawab, tak sukamemimpin, suka jadi pengikut, memikirkan diri tak memikirkan tujuan organisasi, tak sukaperubahan, sering kurang cerdas. Contoh Individu dengan teori X : pekerja bangunan.
Keuntungan Teori X :
*karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi.
Kelemahan Teori X:
*Karyawan malas- berperasaan irrasional- tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin
-Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-harilainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memilikipengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memilikikemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi ataspencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimilikidalam bekerja.Individu yang berperilaku teori Y punya sifat : suka bekerja, commit pada pekerjaan, sukamengambil tanggung jawab, suka memimpin, biasanya orang pintar. Contoh orang dengan teori Y: manajer yang berorientasi pada kinerja.
-Keuntungan Teori Y:
*pekerja menunjukkan kemampuan pengaturan diri,
*tanggung jawab
*inisiatif tinggi
*pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan
-Kelemahan Teori Y
*apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak selalu menuntut kepada perusahaan.
Dari deskripsi di atas, kita bisa ambil kesimpulan sementara bahwa sebuah organisasi akan diisidengan pekerja yang penuh semangat, berdedikasi tinggi (berperilaku teori Y) jika organisasitersebut berhasil memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa kasih sayang, merasa dihargai,dan aktualisasi diri dari seluruh pekerja. Di sisi lain, pekerja yang berperilaku Y tidak lagi menuntutpemenuhan kebutuhan fisiologis atau rasa aman.Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak sukabekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancamserta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Akibatnya,perkembangan kreativitas karyawan tidak akan berjalan.Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagikepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.

2. Teori Sistem 4 dari Rensis Linkert

Rensis linkert dari universitas michighan mencoba mengembangkan model peniti penyambung(linking pin model) yang menggambarkan struktur organisasi. Menurut luthans (1973) struktur peniti penyambung ini cenderung menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadidalam struktur klasik yang birokratik. Ciri organisasi berstruktur peniti penyambung adalahlambatnya tindakan kelompok, hal ini harus diimbangi dengan memanfaatkan partisipasi yang positif. 
Asumsi dasar
Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baik maka operasionalorganisasi akan membaik. 
Fungsi-fungsi manajemen berlangsung dalam empat sistem:
1. Sistem pertama: sistem yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkandengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. Atasan tidak memiliki kepercayaanterhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannyadengan atasan. Akibat dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman dan hukuman jika tidak selesai. Proses komunikasi lebih banyak dari atas kebawah.
2. Sistem kedua: sistem yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitif terhadapkebutuhan karyawan. Manajemen organisasi berkenan untuk percaya pada bawahan dalamhubungan atasan dan bawahan, keputusan ada diatas namun ada kesempatan bagi bawahanuntuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.
3. Sistem ketiga: sistem konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan. Disinikaryawan bebas berhubungan dan berdiskusi dengan atasan dan interaksi antara pimpinan dankaryawan nyata. Keputusan di tangan atasan, namun karyawan memiliki andil dalam keputusantersebut.
4. Sistem keempat: sistem partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuatkeputusan. Disini manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan dan mereka dapat membuatkeputusan. Alur informasi keatas, kebawah, dan menyilang. 
Komunikasi kebawah pada umumnyaditerima, jika tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer.Interaksi dalam sistem terbangun, komunikasi keatas umumnya akurat dan manajer menanggapiumpan balik dengan tulus. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalampengambilan keputusan, penetapan goal setting (tujuan) dan penilaian .Teori empat sistem ini menarik karena dengan penekanan pada perencanaan dan pengendalianteori ini menjadi landasan baik untuk teori posisional dan teori hubungan antar pribadi.

3. Model Leadership Continuum
Teori ini merupakan hasil pemikiran dari Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt.Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrimyang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnyayang disebut dengan perilaku demokratis.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana sumber kuasa atau wewenangberasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi otoritas berada di tangan pemimpin, karenapemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman. Selain bersifatnegatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat antara lain, pengambilan keputusan cepat,dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagibawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas.
Perilaku demokratis; perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yangberawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalammelaksanakan kepemimpinannya berusaha mengutamakan kerjasama dan team work untukmencapai tujuan, di mana si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik daribawahannya. Kebijakan di sini terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok.
Menurut teori kontinuun ada tujuh tingkatan hubungan peminpin dengan bawahan :
a) Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling).
b) Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling).
c) Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan.
d) Pemimpin memberikan keputusan tentative, dan keputusan masih dapat diubah.
e) Pemimpin memberikan problem dan meminta sarang pemecahannya kepada bawahan(consulting).
f) Pemimpin menentukan batasan ± batasan dan minta kelompok untuk membuat peputusan.
g) Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas ± batas yang ditentukan (joining).
Jadi, berdasarkan teori continuum, perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak dari duapandangan dasar yaitu Berorientasi kepada pemimpin dan Berorientasi kepada bawahan.


DAFTAR PUSTAKA  :
1. Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.      Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-2. 2.prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.Thoha, Miftah.      1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
3. Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE,      Trainer di PT PHILLIPS, Inc JKT.

4.http://www.scribd.com/mobile/doc/39178958/TEORI-KEPEMIMPINAN-PARTISIPATIF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar